Monday, December 28, 2009

Anggaran Efektif

Kontan. Edisi 28 Des 2009 – 3 Jan 2010.
Halaman 39.


Berly Martawardaya
Dosen FEUI dan Ekonom Senior Indef

Tiga orang duduk bersama dan membandingkan kesehatan mereka. X beraktivitas dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam. Tentu tidak baik jika pada pagi hari sudah digeber olahraga habis-habisan sehingga jam belum makan siang sudah loyo dan ngantuk. Akibatnya sisa waktu bangun yang masih sepuluh jam lagi tidak efektif.

Y senang makan dan ngobrol seharian di warung kopi serta bersantai sampai terbenam matahari. Lalu dalam empat jam lari marathon dan habis-habisan memompa otot di fitness centre sampai tidak bisa bergerak lagi.

Adapun Z melakukan sedikit pemanasan di pagi hari untuk tengah hari yang produktif dan rehat malam yang lelap. Sesekali disela olahraga di sore hari. Tak heran Z adalah yang paling sehat di antara ketiga orang tersebut.

Realisasi anggaran negara di Indonesia bagai pola hidup Y . Pengucuran merangkak sampai dengan September dan Oktober, manyak lembaga pemerintah yang baru melaksanakan 60 % dari total budget, lalu melejit mengejar 100 % di bulan Desember.

Padahal, sudah ada paket undang undang yang terdiri dari UU 17/2003 tentang Keuangan Negara, UU no 1/2004 tentang perbendaharaan Negara dan UU no 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dengan dasar pemikiran mengggeser dari financial administration ke financial management.

Tidak direalisasikannya anggaran secara finansial memberikan kerugian yang riil. Bila satu lembaga pemerintah memiliki sisa anggaran 1 triliun maka sebenarnya bila di investasikan di SBI saja sudah akan memberikan return sebesar 6.5 miliar rupiah.

Adapun studi Congressional Budget Office (CBO) di pemerintah Amerika Serikat mendapati dampak pengali (multiplier) dari anggaran negara dapat mencapai 2.5 kali lipat bila di alokasikan ke infrastruktur. Artinya peningkatan ekonomi masyarakat dapat mencapai 2.5 trilliun rupiah dari sisa anggaran hipotetikal di atas.

Apalagi kalau sudah dijumlah dengan segenap instansi negara di tingkat pusat, propinsi dan lokal serta yudikatif dan legislatif. Berapa banyak yang seharusnya dapat di capai.

Prioritas Anggaran

Tentunya jumlah bukan segalanya. Komposisi tidak kalah penting. Bila anggaran negara dibelanjakan untuk memotong pajak orang kaya maka dampak ke masyarakat banyak hanya setengah dari jumlah yang dikeluarkan.

Prioritas adalah pada kegiatan yang memiliki perputaran uang cepat dan diterima oleh penduduk yang membutuhkan uang serta akan membelanjakannya di dalam negeri untuk kebutuhan utama dan sekunder. Barang-barang mewah memiliki kandungan impor yang tinggi sehingga yang diuntungkan adalah negara lain.

Melihat pentingnya pemerintah terhadap perekonomian mengapa realisasi dan pencairan anggaran demikian perlahan?

Mari kita berempati dan mengambil sisi pandang eksekutif. Apabila pada awal periode lembaga tersebut menetapkan anggaran yang ketat, maka ditakutkan akan timbul kebutuhan di tengah periode yang tidak diduga sebelumnya sehingga tidak dapat di laksanakan. Kehati-hatian yang sama juga membawa realiasi yang kecil di tiga triwulan pertama karena dikuatirkan akan timbul kebutuhan mendadak di triwulan akhir.

Akhirnya, pemerintah mengambil langkah untuk menetapkan anggara yang lebih tinggi dari perkiraan kebutuhan. Bila memang pelaksanaan dibawah anggaran maka dana tersebut dapat di pindahkan ke pos anggaran yang lain. Atau dihabiskan dengan system kebut dua-tiga bulan walaupun dampaknya ke masyarakat tidak sebesar potensinya.

Berbeda dengan swasta yang senang apabila dillakukan penghematan biaya serta under-utilized budget. Anggaran negara yang tidak dihabiskan akan sulit untuk di gunakan di tahun berikutnya dan menjadi catatan negatif pada performance pimpinan lembaga terkait.

Walau alasannya dapat dipahami, namun praktek ini tidak dapat dibiarkan. Sosok Y di paragraph pembuka tidak menjalani gaya hidup yang sehat dan justru memberatkan jantung serta kondisi tubuhnya. Moderasi dan keseimbangan adalah pilihan yang lebih baik.

Persebaran kegiatan lembaga pemerintah sudah sepatutnya menjadi salah satu unsure perencanaan sehingga pada tengah tahun paling tidah 40 % anggaran sudah di realisasikan. Proses bidding dan seleksi, yang seringkali dapat dipersingkat, dapat mulai dilakukan walau tahun anggaran belum di mulai sehingga cepat berjalan.

Penghargaan dan konduite tinggi justru perlu diberikan pada sosok dan lembaga yang dapat menghemat keuangan negara. Walau tentunya ada beberapa key performance indicator yang harus dicapai selain efisiensi biaya.

Sistem performance budgeting memfokuskan pada rasio benefit yang dihasilkan dari jumlah tertentu anggaran. Sehingga yang menjadi bobot penilaian performa individu dan lembaga bukanlah persentase realisasi semata..

Prosedur yang baku dan pasti serta memakai teknologi menjadi langkah yang sangat diperlukan dalam efektifitas anggaran. Pada satu sisi, kehati-hatian dan menghindari korupsi sangatlah urgen, tapi tidak berarti mengorbankan tujuan utama dari program pemerintah yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Aliran dana pemerintah bagaikan darah yang menjadi pengantar energi dan menggerakakan tubuh perekonomian. Kemacetan di awal periode yang diikuti oleh banjir di akhir tidak akan menyegarkan ekonomi negara. Dokter harus tegas terhadap ulah pasien yang justru merugikan dirinya sendiri.

Addendum:
Pada paragraf 6 tertulis 6.5 millar harusnya 65 milliar. Koreksi sudah saya sampaikan ke pihak Tabloid Kontan dan akan muncul sebagai surat pembaca

No comments: